Papua Niugini (Papau New Guinea)
Selamat datang di Papua Niugini, the land of
the unexpected. Hari ini saya akan bercerita tentang hari pertama saya di PNG. Kebetulan numpang liburan ketika ayah saya sedang bertugas disini, yaa
sambil nunggu wisuda, pekerjaan masih lenggang, kenapa ga
liburan aja sekalian jalan-jalan ke tempat baru :)
Sebenarnya saya suka sekali pergi ke tempat
yang baru, apalagi kalo harus naik pesawat, wuiih senengnya minta ampuun karena
salah satu transportasi yang menyediakan makanan enak minimal sekali selama
perjalanan (yang jauh ya) itu hanya di dalam pesawat hehehe. Alasan yang lain
seneng naik pesawat itu karena bandaranya. Ya, semenjak pertama kali datang di
bandara Schipol, saya jadi seneng window shopping (cuci mata ke barang dan manusia cakep hehehe). Apalagi pas lagi transit di bandara Changi, buseet mall aja udah
kalah tuh, lebih lengkap didalam Duty Free-nya. Berpergian antar terminal juga
memakai Skytrain saking jauhnya.
Okey back to PNG, saya tiba di bandara Jackson
International Airport dengan pesawat Air Niugini pada pukul 7.30 waktu
setempat. Perjalanan dari Jakarta-Port Moresby total mencapai kurang lebih 12
jam – wow, dengan transit di Singapore dulu. Ketika memasuki pesawat Air
Niugini dari bandara Changi, sudah terasa hawa-hawa khasnya, karena yang
boarding kebanyakan orang-orang berkulit hitam. Tuhan itu adil, membuat orang
kulit hitam mempunyai senyuman yang manis dan ramah, sehingga para pramugari pesawat Air
Niugini membuat nyaman para penumpang. Bandara di Port Moresby tidak sekeren di
Soetta, banyak pula penduduk lokal yang menjemput temannya dengan menyeker,
bukan karena dia tidak punya sepatu tapi itu sudah menjadi hal yang biasa
disini.
Perjalanan dari bandara ketempat penginapan
memakan waktu kira-kira 15 menit dan selama perjalanan berbincang dengan warga
Indonesia yang menjemput kami ada banyak hal yang saya temukan aneh. Coba lihat poin-poin berikut ini:
2. Kenapa kejahatan tinggi? Mungkin salah satu faktornya adalah pabrik bir di tengah kota, dimana anak kecil saja sudah mulai minum. Kadar alkoholnya pun lebih tinggi dari pada bir2 yag ada di indonesia. Banyak pula billboard dan ILM tentang “Drinking and driving” yaaa maklum lulusan DKV jadi bisa ketauan deh masalah yang paling utama di kota ini apa :p
3. Jam malam itu jam 8, toko sudah pada tutup dari jam 4 dan aktifitas pun sudah berhenti ketika malam tiba. Jadi kejadian setelah makan malam itu penyakit, langsung ngantuuk..
4. Soal makanan sih don’t worry, masih banyak produk tanah air yang dijual di supermarket sampe rendang pun ada di restoran Asia. Saya bertanya makanan yang khas disini apa? Saya mendapat jawaban kalo disini tidak ada makanan khas, cuma lidah orang-orang sini itu anti pedas. Warga Indonesia yang disini, kebetulan orang Padang, WAJIB membeli dan membawa botol sambal disetiap resto. Lucu juga sih ngeliatnya, aneh heheh.
Oh ya dan makanan disini tuh porsinya jumbo-jumbo. Yaa buat yang pengen program menggemukkan badan silahkan kesini saja. Kalo saya sih bahayaaa hehehe, untung cuma sebentar disininya.
Buka puasa pertama disini kami makan di resto Asia, makanannya ga jauh-jauh deh dari makanan kita yang di indonesia tapi porsinya itu loh yang ga tanggung-tanggung.
Nasi Lemak (isinya telor setengah matang, ayam goreng, ikan teri dan kacang dengan sambalnya) |
Chicken Curry Rice (ini nih kari ayam yang enak, bumbunya enak trus ayamnya 2 potong lagi muahahaha) |
Hainan Rice - ini kalo ga salah makanan khas Cina apa Singapur yaa?? |
Ice Kacang - (hehehe lucu yaa ini es kacang tapi rasanya kaya es doger, cuma isinya pake jagung segala sama jenis kacang yang lain-lain) |
5. Yang harus disiapkan mental disini adalah harga barang. Muahal muahaaal pemirsah. Berbelanja di supermarket itu mentalnya jangan liat harga dalam mata uang Kina trus di kalikan menjadi rupiah, soalnya kalo begitu sakit hati donk. Masa indomie aja harganya bisa 4 kali lipat. Tutup mata saja dan bayar haha. Btw 1 Kina sama dengan kira-kira Rp. 4000. Pngalaman beli sendal jepit biasa aja 32 Kina, buseet bawa sendal Swallow tau gitu sih hahaha (tuh kan mentalnya).
Mata uang Kina. Uang yang ada bolongannya di tengah itu 1 Kina, kira2 Rp.4000 |
6. Kotanya belum begitu berkembang, untuk kalian yang suka entertainment disini ada mall yang isinya itu itu saja seperti biasa. Tapi g akan bisa nemu KFC atau Starbucks dll, kebanyakan produk lokal sih kalo yang begitu.
7. Sistem lalu lintas disini tidak banyak lampu lalu lintas, jalanan sudah diaspal dan lancar. Menyetir sama yang di Indonesia, menggunakan jalan sebelah kiri dan selalu memprioritaskan kendaraan yang datang dari sebelah kanan. Sebenarnya kalo kota ini aman enak loh buat jalan-jalan. Banyak taman yang luas, walaupun agak gersang, dan banyak playground untuk anak-anak disetiap tikungan jalan.
Polisi lalin tidak kelihatan kecuali kalo ada orang penting yang datang baru deh pada siaga berjaga di pinggir jalan.
Enak kan tempatnya kalo buat lari-lari gitu, tapi sayangnya belum aman. |
Belum banyak iklan-iklan yang terpampang dijalan, jadi masih bersih, dan iklannya juga paling iklan provider seluler, iklan bir sama iklan layanan masyarakat. |
Udaranya hampir sama kaya di Bandung, sejuk-sejuk tapi kalo siang panas. |
8. Masalah bahasa, mereka menggunakan bahasa Inggris dan bahasa asli Pidgin English dan Hiri Motu. Lucu sih kalimat “Yu Orait?” yang berarti apa kabar, diambil dari bahasa Inggrisnya “Are you all right?” hehehe. Tips jitu belajar bahasa asing itu yang penting tau bahasa setempatnya YA ato TIDAK dan tetap percaya diri. Walaupun salah jangan malu, wong lagi belajar ko takut salah.
9. Hal yang terakhir susah itu internet, smartphone saya tidak berguna itu tanpa paket internet. Kesian banget sih jadi ga update. Paling update kalo udah numpang wifi gratis hahaha – numpang mulu kerjaannya hahaha -__-
Ya sekian cerita untuk hari ini. Baru hari
pertama dan udah ada 9 point yang menggejutkan saya. Semoga 2 bulan kedepan
bisa menemukan hal-hal yang baru lagi. Saya sih menunggu ada touring ke luar kota dimana atraksi alam masih terlihat asri. Because I'm going on an adventure *dengan logat Bilbo Baggins.
Bonus:
Berpuasa dalam pesawat
Alhamdullilah puasa saya pada saat perjalanan berjalan lancar, berbuka puasa di dalam pesawat, sahur pun di dalam pesawat dan makanan datangnya pas pada waktunya. Yang lucu itu waktu berpuasanya jadi lebih cepat karena pergantian waktu di time zone yang berbeda dan menempati negara yang buka puasanya lebih awal.
Sahur cuma makan yogurt, apel dan roti tapi tumben kuat, biasanya kan "bukan makan kalo ga pake nasi" hahaha |
5 comments:
Kayanya bahasanya ingris tapi di singkat2 gitu ya put wkwk
Hmmm kayanya kalau alasan tingkat kejahatan disana tinggi hanya karena ada pabrik bir, masih kurang kuat deh Put.. Mungkin memang mental masyarakatnya aja yang keras.
Kita tau sendiri kan kebiasaan orang Jerman bahkan Russia apa, minum.. Pasti emang budaya disana tuh yg bikin kaya gitu..
Btw, nitip sekaleng ya buat mabim ntar! :D
jadi banyak yang kaya revan disana put??
@dede - iya de bhs inggrisnya campur aduk, ngomong ngasal juga bisa ngerti kok pake bahasa tarzan :))
@aldian - iya emang bukan itu sih alasan utamanya, itu menurut warga indo yg cerita begitu. yaa semoga bisa bawa lah buat mabim, si Erwin jg mau nitip Jack D' wkwkwk
@dipo - wah revan kalo kesini langsung lebaran tuh hahaha..
Mbak, kalau mau kira kira ada prosedur khusus nggak ya. Visa nya gimana, harus diurus dulu atau Visa on Arival ?
Post a Comment